Pengukuran Dampak GMC Terhadap Fenomena Meteorologi & Geofisika

Gerhana matahari merupakan kejadian alam yang langka, khususnya gerhana matahari cincin yang terjadi pada tanggal 26 Januari 2009. Karena kejadian ini langka, tidak semua lokasi di Indonesia dapat menyaksikan gerhana matahari ini. Perhitungan astronomi menunjukkan bahwa di Indonesia, gerhana matahari cincin ini akan dapat dilihat di Propinsi Lampung, Serang, Cilegon, p. Belitung dan sebagian Belitung, Pangkalan Bun, Sampit, Samarinda, Bontang, Toli-toli. Kota Jakarta akan dapat melihat gerhana matahari sebagian.

Karena kejadian matahari cincin tanggal 26 januari 2009 ini sangat istimewa, maka BMKG akan melakukan pengukuran dampak gerhana matahari tersebut terhadap fenomena meteorologi dan geofisika. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan peralatan yang standard dan terkalibrasi, sehingga diharapkan dapat menghasilkan data yang valid.

Kenapa di Propinsi Lampung?
Pemilihan lokasi ini berdasarkan beberapa pertimbangan antara lain :
1. Perhitungan astronomi menunjukkan sumbu lintasan gerhana matahari cincin melalui Propinsi Lampung.
2. Di propinsi lampung terdapat sesar Semangko, yang merupakan bagian dari Sesar Sumatra. Sehingga ada tidaknya pengaruh gerhana terhadap kejadian gempabumi, dapat dilakukan di sekitar sesar ini.
3. Selain itu propinsi Lampung relative dekat dengan Jakarta, sehingga mobilitas peralatan dari Jakarta lebih mudah.

Apa yang akan dimonitor dan menggunakan alat apa ?
Pengamatan Gerhana matahari Cincin. Untuk mengamati kejadian gerhana matahari cinncin ini, akan digunakan dengan teropong. Teropong dilengkapi dengan peralatan tambahan sehingga hasil pengamatannya dapat disimpan dalam suatu computer yang selanjutnya dapat diprojeksikan pada suatau layar. Sehingga kejadian gerhana dapat disaksikan melalui layar tersebut, untuk menghindari kemungkinan kerusakan mata bila melihat gerhana matahari secara langsung.


Pengamatan fenomena Meteorologi

Salah satu dampak langsung dari kejadian gerhana matahari adalah berkurangnya intensitas penyinaran matahari. Hal ini sudah pasti akan mempengaruhi temperature udara dimana gerhana itu dapat disaksikan. Perubahan temperatur udara ini juga dapat mempengaruhi tekanan udara. Perbedaan intensitas penyinaran, temperaur, tekanan udara dll. ini akan diukur dengan menggunakan peralatan AWS standar dari BMKG, sehingga dapat dinyatakan secara kuantitatif perbedaan tersebut.
Tujuan : Untuk mengukur secara kuantitas perbedaan nilai temperatur, intensitas penyinaran, tekanan udara dsb. Sebagai dampak gerhana matahari cincin.
Alat yang digunakan : Portabel AWS (Automatic Weather Station).

Pengamatan fenomena Geofisika

Fenomena geofisika yang diamati adalah kemagnitan bumi, pasang surut bumi, dan aktifitas mikroseismik di sesar Sumatra bagian selatan.


Pengamatan kemagnitan bumi.

Pengaruh intensitas penyinaran matahari, akan mempengaruhi pula densitas ion di lapisan ionosfera. Hal ini akan mepengaruhi besarnya medan magnit bumi yang terukur di permukaan bumi. Untuk mengukur perbedaan besarnya magnet bumi ini digunakan proton precession magnetometer.

Pengamatan gravitasi bumi.

Dengan adanya kejadian gerhana matahari menunjukkan bahwa pada saat itu jarak antara bumi dan matahari relative lebih dekat, dan posisi bulan terletak diantara matahari dan bumi. Hal ini akan mempengaruhi besarnya gravitasi (gaya tarik menarik antara bumi dengan matahari dan bulan, yang akan mempengaruhi pasang surut bumi, dalam hal ini gravitasi akan mengalami kenaikan. Dengan memonitor besarnya gravitasi di suatu titik, maka akan dapat diukur perbedaan pasang surut bumi dalam keadaan biasa dengan pada saat terjadi gerhana. Alat yang digunakan untuk mengukuran ini adalah gravimeter (CG-5), yang mempunyai ketelitian ukur hingga milli gal.

Pengamatan gempa bumi mikro.

Gempa bumi terjadi karena adanya pelepasan energi strees dari suatu sesar tertentu, setelah sesar tersebut tidak dapat menahan stress yang ada. Kondisi atau tingkatan stress yang ada di suatu sesar bervariasi dari sesar satu dengan lainnya. Kenaikan pasang surut bumi dapat menjadi pemicu terjadinya pelepasan energi stress dari sesar yang kondisi sesarnya sudah jenuh, sehinga terjadi gempabumi. Salah satu sesar yang dilewati oleh lintasan gerhana matahari kali ini adalah sesar Semangko, yang merupakan ujung selatan sesar Sumatra. Untuk memonitor kemungkinan terjadinya gempabumi mikro di sesar Semangko ini digunakan seismograph yang dipasang disekitar sesar tersebut.

Source : Press Release BMKG

0 comments:

Post a Comment