Hubungan Antar Magnitudo Gempa Bumi
Sebagaimana kita ketahui sampai saat ini terdapat beberapa perhitungan magnitudo gempa bumi yang diperkenalkan dan secara umum dipakai dalam menentukan parameter magnitudo sebuah kejadian gempa bumi (lihat pembahasannya disini) .
Dalam menentukan magnitudo, tentu saja tidak ada keseragaman materi yang dipakai kecuali rumus umumnya. Misalkan kita akan menentukan mb sebuah kejadian gempa bumi, kita tentu saja dapat memilih seismogram dari komponen vertikal maupun horisontal asalkan konsisten. Demikian pula dalam menggunakan data amplitudo kita dapat memilih amplitudo gelombang badan (P dan S) dan dari sembarang fase seperti P, S, PP, SS, pP, sS (yang terekam jelas dalam seismogram). Hal ini juga berlaku dalam penentuan Ms. Dari inilah dapat dimengerti bahwa magnitudo yang ditentukan oleh institusi yang berbeda akan bervariasi, walaupun mestinya tidak boleh terlalu besar.
Meski demikian, tampaknya ada hubungan langsung antara mb dan MS, yang secara empiris ditulis sebagai :
Dalam menentukan magnitudo, tentu saja tidak ada keseragaman materi yang dipakai kecuali rumus umumnya. Misalkan kita akan menentukan mb sebuah kejadian gempa bumi, kita tentu saja dapat memilih seismogram dari komponen vertikal maupun horisontal asalkan konsisten. Demikian pula dalam menggunakan data amplitudo kita dapat memilih amplitudo gelombang badan (P dan S) dan dari sembarang fase seperti P, S, PP, SS, pP, sS (yang terekam jelas dalam seismogram). Hal ini juga berlaku dalam penentuan Ms. Dari inilah dapat dimengerti bahwa magnitudo yang ditentukan oleh institusi yang berbeda akan bervariasi, walaupun mestinya tidak boleh terlalu besar.
Meski demikian, tampaknya ada hubungan langsung antara mb dan MS, yang secara empiris ditulis sebagai :
mb = 0.56 MS + 2.9
0 comments:
Post a Comment