Foto Gerhana Matahari Cincin 26 Januari 2009

Sempat putus asa karena terhalang mendung, akhirnya fenomena alam gerhana matahari cincin (GMC) yang terjadi Senin 26 Januari 2009 dapat dinikmati juga dari Lampung. Namun, hanya sebagian fase GMC yang terlihat jelas. Inilah sebagian foto-foto gerhana matahari cincin yang berhasil diabadikan tim puslitbang BMG.


Dari 2 jam 33 menit proses Gerhana Matahari Cincin, yang terlihat jelas hanya sekitar 1 jam 22 menit. Dari lima fase GMC, proses yang mulai terjadi sekitar pukul 15.19 sempat teradang mendung dan hujan gerimis.




Proses gerhana baru terlihat kembali menjelang puncak GMC sekitar pukul 16.40. Fase puncak GMC terjadi sekitar pukul 16.42. Pada fase ini, posisi bayangan bulan tepat berada di tengah-tengah matahari meski tidak seluruh permukaan matahari tertutup bayangan bulan (hanya 92 persen). Karena saat itu puncak gerhana, matahari terlihat seperti cincin yang memancarkan sinar di langit. Sedangkan bagian tengah matahari tertutup bulan sehingga tampak gelap.


Sementara itu, peristiwa GMC di Lapangan Pemkab Lamteng diabadikan sejumlah peneliti dari Jepang. Dengan peralatan lengkap, para profesor asal negara Sakura tersebut melakukan penelitian mulai proses awal GMC hingga berakhir.



Foto- foto lain saat pengukuran dampak gerhana matahri cincin terhadap fenomena meteorologi dan geofisika dapat dilihat disini

Pengukuran Dampak GMC Terhadap Fenomena Meteorologi & Geofisika

Gerhana matahari merupakan kejadian alam yang langka, khususnya gerhana matahari cincin yang terjadi pada tanggal 26 Januari 2009. Karena kejadian ini langka, tidak semua lokasi di Indonesia dapat menyaksikan gerhana matahari ini. Perhitungan astronomi menunjukkan bahwa di Indonesia, gerhana matahari cincin ini akan dapat dilihat di Propinsi Lampung, Serang, Cilegon, p. Belitung dan sebagian Belitung, Pangkalan Bun, Sampit, Samarinda, Bontang, Toli-toli. Kota Jakarta akan dapat melihat gerhana matahari sebagian.

Karena kejadian matahari cincin tanggal 26 januari 2009 ini sangat istimewa, maka BMKG akan melakukan pengukuran dampak gerhana matahari tersebut terhadap fenomena meteorologi dan geofisika. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan peralatan yang standard dan terkalibrasi, sehingga diharapkan dapat menghasilkan data yang valid.

Kenapa di Propinsi Lampung?
Pemilihan lokasi ini berdasarkan beberapa pertimbangan antara lain :
1. Perhitungan astronomi menunjukkan sumbu lintasan gerhana matahari cincin melalui Propinsi Lampung.
2. Di propinsi lampung terdapat sesar Semangko, yang merupakan bagian dari Sesar Sumatra. Sehingga ada tidaknya pengaruh gerhana terhadap kejadian gempabumi, dapat dilakukan di sekitar sesar ini.
3. Selain itu propinsi Lampung relative dekat dengan Jakarta, sehingga mobilitas peralatan dari Jakarta lebih mudah.

Apa yang akan dimonitor dan menggunakan alat apa ?
Pengamatan Gerhana matahari Cincin. Untuk mengamati kejadian gerhana matahari cinncin ini, akan digunakan dengan teropong. Teropong dilengkapi dengan peralatan tambahan sehingga hasil pengamatannya dapat disimpan dalam suatu computer yang selanjutnya dapat diprojeksikan pada suatau layar. Sehingga kejadian gerhana dapat disaksikan melalui layar tersebut, untuk menghindari kemungkinan kerusakan mata bila melihat gerhana matahari secara langsung.


Pengamatan fenomena Meteorologi

Salah satu dampak langsung dari kejadian gerhana matahari adalah berkurangnya intensitas penyinaran matahari. Hal ini sudah pasti akan mempengaruhi temperature udara dimana gerhana itu dapat disaksikan. Perubahan temperatur udara ini juga dapat mempengaruhi tekanan udara. Perbedaan intensitas penyinaran, temperaur, tekanan udara dll. ini akan diukur dengan menggunakan peralatan AWS standar dari BMKG, sehingga dapat dinyatakan secara kuantitatif perbedaan tersebut.
Tujuan : Untuk mengukur secara kuantitas perbedaan nilai temperatur, intensitas penyinaran, tekanan udara dsb. Sebagai dampak gerhana matahari cincin.
Alat yang digunakan : Portabel AWS (Automatic Weather Station).

Pengamatan fenomena Geofisika

Fenomena geofisika yang diamati adalah kemagnitan bumi, pasang surut bumi, dan aktifitas mikroseismik di sesar Sumatra bagian selatan.


Pengamatan kemagnitan bumi.

Pengaruh intensitas penyinaran matahari, akan mempengaruhi pula densitas ion di lapisan ionosfera. Hal ini akan mepengaruhi besarnya medan magnit bumi yang terukur di permukaan bumi. Untuk mengukur perbedaan besarnya magnet bumi ini digunakan proton precession magnetometer.

Pengamatan gravitasi bumi.

Dengan adanya kejadian gerhana matahari menunjukkan bahwa pada saat itu jarak antara bumi dan matahari relative lebih dekat, dan posisi bulan terletak diantara matahari dan bumi. Hal ini akan mempengaruhi besarnya gravitasi (gaya tarik menarik antara bumi dengan matahari dan bulan, yang akan mempengaruhi pasang surut bumi, dalam hal ini gravitasi akan mengalami kenaikan. Dengan memonitor besarnya gravitasi di suatu titik, maka akan dapat diukur perbedaan pasang surut bumi dalam keadaan biasa dengan pada saat terjadi gerhana. Alat yang digunakan untuk mengukuran ini adalah gravimeter (CG-5), yang mempunyai ketelitian ukur hingga milli gal.

Pengamatan gempa bumi mikro.

Gempa bumi terjadi karena adanya pelepasan energi strees dari suatu sesar tertentu, setelah sesar tersebut tidak dapat menahan stress yang ada. Kondisi atau tingkatan stress yang ada di suatu sesar bervariasi dari sesar satu dengan lainnya. Kenaikan pasang surut bumi dapat menjadi pemicu terjadinya pelepasan energi stress dari sesar yang kondisi sesarnya sudah jenuh, sehinga terjadi gempabumi. Salah satu sesar yang dilewati oleh lintasan gerhana matahari kali ini adalah sesar Semangko, yang merupakan ujung selatan sesar Sumatra. Untuk memonitor kemungkinan terjadinya gempabumi mikro di sesar Semangko ini digunakan seismograph yang dipasang disekitar sesar tersebut.

Source : Press Release BMKG

Coulomb 3 : Graphic-Rich Deformation & Stress-Change Software

Coulomb 3 adalah Graphic-rich deformation & stress-change software untuk riset dan pembelajaran di bidang gempa bumi, tektonik serta gunung api. Coulomb 3 dirancang untuk menghitung static displacements, strains juga stress yang disebabkan oleh patahan, maupun intrusi magma. Pergerakan strains dan stress dapat dihitung pada setiap permukaan dan kedalaman.

Coulomb 3 (Versi terbaru coulomb 3.1)
dapat dijalankan minimal di Matlab 7 atau diatasnya, monitor minimal dengan resolusi 600x400 pixel.

Output grafik yang bisa dihasilkan seperti gambar dibawah :














ZMAP : a Software Package to Analyze Seismicity

ZMAP adalah satu tool yang telah berupa GUI yang dirancang untuk membantu para seismologist dalam menganalisa katalog gempa. ZMAP pertama kali diperkenalkan oleh Stefan Wiemer's pada tahun 1994.

Beberapa kemampuan dan aplikasi-aplikasi dari ZMAP yang bisa dimanfaatkan antara lain dalam penilaian kualitas katalog gempa dan eksplorasi data, Pemetaan nilai-nilai b (b value) di bawah suatu gunung api untuk menduga informasi lokasi magma, Estimasi perubahan seismisitas yang disebabkan oleh suatu gempa bumi yang besar, Stress-tensor inversion pada suatu grid untuk mengukur heterogenitas medan stress, Pemetaan magnitudo dari pelaporan yang lengkap dan aplikasi lain yang masih banyak bisa kita dapatkan dari ZMAP.

Tool yang bisa kita temui di dalam ZMAP antara lain Histogram, Data Import, Catalog Comparison, Time series Analysis, Data Subset Selection, Map, Genas, Declustering, Mapping seismicity Rates, Aftershock Decay rates, Frequency-magnitude Distribution, Magnitude of Completeness, Fractal Dimension, Quarry Maps, Time to Failure, Stress Tensor, Cumulative Misfit yang masing masing tentu saja memiliki tujuan.


Screen Sharing dan Remote Desktop dengan YuuGuu

PhotobucketBagi anda yang berprofesi sebagai Freelancer Web,Blogger $ dan sejenisnya ato anda yang sering bekerja secara team via online , Yuuguu merupakan sebuah Angin segar , dimana software yuuguu memiliki banyak keunggulan selain fasilitas Chating , layaknya Yahoomessager , msn ,Icq , AOL dan kroni2 nya yuuguu jg mempunyai kelebihan Luar biasa yaitu Fitur Screen Sharing dan Remote Dekstop , Screen sharing dimana kita dapat saling menukar Isi Desktop kita secara online dengan teman ,rekan Chat kita , ataupun bisa bekerja Remote secara team dengan rekan kerja diseluruh penjuru dunia dengan Fitur Remote Dekstop

tanpa banyak basa basi silahkan anda coba sendiri kedasyatannya cukup mengunjungi www.Yuuguu.com



Energi Seismik

Antara magnitudo dan seismik moment keduanya berhubungan erat dengan energi gempa. Richter dan Dr. Beno Gutenberg, pertama kali menyatakan hubungan antara magnitudo dengan enrgi dalam sebuah persamaan :

logE = 4.8 + 1.5M

Dimana E adalah energi (dalam Joule) dan M adalah magnitudo.

Energi gempa bumi sebagai fungsi dari magnitudo :



Hubungan Antar Magnitudo Gempa Bumi

Sebagaimana kita ketahui sampai saat ini terdapat beberapa perhitungan magnitudo gempa bumi yang diperkenalkan dan secara umum dipakai dalam menentukan parameter magnitudo sebuah kejadian gempa bumi (lihat pembahasannya disini) .

Dalam menentukan magnitudo, tentu saja tidak ada keseragaman materi yang dipakai kecuali rumus umumnya. Misalkan kita akan menentukan mb sebuah kejadian gempa bumi, kita tentu saja dapat memilih seismogram dari komponen vertikal maupun horisontal asalkan konsisten. Demikian pula dalam menggunakan data amplitudo kita dapat memilih amplitudo gelombang badan (P dan S) dan dari sembarang fase seperti P, S, PP, SS, pP, sS (yang terekam jelas dalam seismogram). Hal ini juga berlaku dalam penentuan Ms. Dari inilah dapat dimengerti bahwa magnitudo yang ditentukan oleh institusi yang berbeda akan bervariasi, walaupun mestinya tidak boleh terlalu besar.

Meski demikian, tampaknya ada hubungan langsung antara mb dan MS, yang secara empiris ditulis sebagai :

mb = 0.56 MS + 2.9


Mengapa Magnitudo Gempa Sering Berbeda Antara BMG dan USGS?

Mungkin kita sering merasa kebingungan mengapa untuk sebuah kejadian gempa yang sama, beberapa instansi (misal BMG, USGS, EMSC dll) me release besaran magnitudo yang berbeda (sebagai contoh ilustrasi gempa yogyakarta yang terjadi pada 27 Mei 2006 disamping). Perbedaan ini dimungkinkan terjadi karena penggunaan perhitungan magnitudo yang berbeda disamping penggunaan sofware yang berbeda pula dalam analisa parameter gempa, dengan demikian output yang dikeluarkannya pun mungkin akan berbeda. Ada baiknya kita sedikit mengetahui apa itu magnitudo gempa.

Magnitudo Gempa
Magnitudo gempa merupakan parameter gempa yang berhubungan erat dengan besarnya kekuatan gempa di sumbernya. Dengan demikian pengukuran magnitudo yang dilakukan di tempat yang berbeda, harus menghasilkan harga yang sama walaupun gempa yang dirasakan di tempat-tempat tersebut tentu berbeda beda. Secara umum magnitudo gempa dapat dihitung menggunakan rumus :


Dimana M adalah magnitudo, a adalah amplitudo gerakan tanah (dalam mikron), T adalah periode gelombang, Δ adalah jarak pusat gempa atau episenter, h adalah kedalaman gempa, CS, dan CR adalah faktor koreksi yang bergantung pada kondisi lokal & regional daerahnya.

Beberapa jenis perhitungan magnitudo gempa yang pernah diperkenalkan dan secara umum digunakan sampai sekarang antara lain :

ML (Magnitudo Lokal)
Magnitudo lokal ini menggunakan fase gelombang P. Diperkenalkan oleh richter (1935) untuk mengukur magnitudo gempa gempa lokal khusunya di California selatan.

ML = log A - log Ao

dimana A adalah amplitudo maksimum (dalam mikron) yang terekam pada short period seismograph torsi wood-anderson. Sementara A0 adalah nilai standar sebagai fungsi jarak dimana jarak<=600 km.

Magnitudo Gelombang Badan (mb)
Magitudo gelombang badan diperkenalkan oleh Gutenberg dan Ricter (1956).

mb = log (A/T) +Q(D,h)

Dimana T adalah perode dalam detik (dibatasi 0.1<=T<=3.0). A adalah amplitudo gerakan tanah (dalam prakteknya amplitudo yang dipakai adalah amplitudo gerakan tanah maksimum dalam mikron yang diukur pada 3 gelombang yang pertama dari gelombang P seismogram perode pendek komponen vertikal, sedang periodenya adalah periode gelombang yang mempunyai amplitudo maksimum tersebut). Q merupakan fungsi dari jarak (D) dan kedalaman (h).
Magnitudo gelombang badan ini berlaku universal dengan tentu saja faktor koreksi yang berbeda untuk setiap tempatnya.

Magnitudo Gelombang Permukaan (Ms)
Magnitudo gelombang permukaan merupakan magnitudo yang diukur berdasarkan amplitudo gelombang permukaan.
Rumus IASPEI :

Ms = log (A/T) + 1.66 log D + 3.3

Dimana T adalah periode (dalam detik). A amplitudo maksimum gerakan tanah (dalam mikron) gelombang permukaan seismogram komponen vertikal dengan batasan 18<=T<=22. Dalam prakteknya amplitudo gerakan tanah yang dipakai adalah amplitudo maksimum gelombang permukaan, yaitu gelombang Rayleigh (dalam mikron, seismogram periode panjang, komponen vertikal) sedangkan periodenya diukur pada gelombang dengan amplitudo maksimum tersebut. D adalah jarak dalam geocentric degrees (stasiun ke episenter) dimana <=D<=160°. Ms secara umum tidak dipakai untuk menghitung magnitudo untuk kedalaman lebih dari 50 Km.

Moment Magnitude (Mw)

Moment magnitude diperkenalkan oleh Hanks and Kanamori (1979).

Mw = (2/3) log Mo - 10.7

Dimana Mo adalah moment skalar dari double couple yang terbaik (dalam dyne-cm).

Energy Magnitude (Me)
Energy magnitude dihitung dari energy radiasi menggunakan rumus Choy and Boatwright (1995) :

Me = (2/3) log Es - 2.9

Dimana Es adalah radiasi energi seismik dalam Newton-meters. Me dihitung dari data seismik frekuensi tinggi.


Gerhana Matahari Cincin 26 Januari 2009

Indonesia pada tanggal 26 januari 2009 akan mengalami gejala alam langka yaitu gerhana matahari cincin dimana pada saat terjadi gerhana, hanya 92 % permukaan matahari yang dapat dilihat dari muka bumi yang tertutup bayangan bulan sehingga hanya 8 % sinar yang dapat menembus permukaan bumi.Photobucket

Gerhana cincin terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Gerhana jenis ini terjadi bila ukuran piringan Bulan lebih kecil dari piringan Matahari. Sehingga ketika piringan Bulan berada di depan piringan Matahari, tidak seluruh piringan Matahari akan tertutup oleh piringan Bulan. Bagian piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan, berada di sekeliling piringan Bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya (wikimedia.org)

Jalur gerhana matahari cincin ini akan dimulai dari samudera hindia selatan perairan afrika kemudian menelusuri samudera hindia terus masuk daratan sumatera bagian selatan, kalimantan barat tengah timur kemudian sebagian gorontalo sebelum berakhir di perairan selatan Mindanao. Puncak gerhana dimana bayang bayang bulan akan menutupi 92,82 % permukaan matahari diperkirakan paling lama terjadi 7 menit 54 detik pada pukul 7.58 GMT. Gerhana kali ini menjadi istimewa karena ahnya akan melewati permukaan daratan 1 negara saja yaitu Indonesia.
Detail soal gerhana matahari cincin ini dapat dilihat disini

Animasi untuk wilayah Jakarta silakan klik dibawah ini

Photobucket
source : eclipse.gsfc.nasa.gov, eclipse.org